Disusun
Oleh :
Nama :
Gina Asmarani
NPM :
27215462
Kelas :
1 EB 16
Mata
Kuliah : Pengantar Bisnis
Dosen :
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
Fakultas
Ekonomi
S1 –
Akutansi
DAMPAK
POSITIF DAN NEGATIF DARI KENAIKAN UMR TERHADAP PERUSAHAAN
UMR merupakan sebuah standart minimum
yang di gunakan oleh para pengusaha dan perusahaan untuk menetapkan besarnya
upah untuk para pekerjanya termasuk buruh,karyawan,dan pegawai
perusahaan.Mekanisme pembentukan UMR dilaksanakan melalui sebuah penelitian dimana
komponen-komponen UMR merupakan harga barang konsumsi pokok sehari-hari.Hasil dari pembentukan harga
tersebut kemudian akan menjadi bahan dasar penetapan UMR. Selanjutnya
modifikasi atas kepentingan pengusaha, pekerja pemerintah, dan juga masyarakat.
UMR juga sebagai pengukur tingkat kesejahteraan pada daerah tersebut, dimana
pendapatan yang di dapat dari para pekerja rata-rata seperti standar UMR yang
ada di masing-msaing propinsi. Sehingga semakin tinggi tingkat UMR di suatu
daerah maka semakin sejahtera masyarakat yang berada di daerah tersebut. Tetapi
semakin rendah tingkat UMR semakin tidak sejahtera masyarakat yang berada di
daerah tersebut. Meskipun, Menurut Helmi Arman (ekonomi citigroup) upah yang
tinggi akan menghilangkan keunggulan Indonesia dari negara di Asia namun
itu tidak akan mengganggu minat investasi asing mengingat biaya buruh hanya
sebagian kecil dari keseluruhan investasi.
Kenaikan UMR atau lebih dikenal
sekarang dengan UMP (Upah Minimum Tingkat Propinsi) akan berdampak positif terhadap
perekonomian nasional. Karena dari tingkat upah yang diterima semakin meningkat
maka akan menaikkan tingkat konsumsi domistik karena masyarakat lebih
cendrung mengkonsumsi barang domistik di banding impor. Kenaikan
UMR juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi para pekerja , sehingga pekerja
tersebut dapat bekerja dengan keras lagi. Bahkan perusahaan bersedia akan
membayar di atas keseimbangan pasar jika para pekerja untuk memastikan
pekerja/buruh bekerja dengan keras agar tidak kehilangan pekerjaannya yang baik
itu dan sehingga produktivitasnya meningkat. UMR yang tinggi juga akan memaksa
pengusaha untuk inovatif dalam meningkatkan level produktivitas pekerjanya. UMR
yang tinggi mestinya dianggap sebagai PELUANG bukan PROBLEM. Peluang yang menantang
pengusaha untuk menemukan cara-cara inovatif melejitkan produktivitasnya.
Selain itu kenaikan UMR juga memberi manfaat pada buruh atau karyawan untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya menjadi lebih layak atau daya beli bertambah.
Bahkan mampu menabung untuk kebutuhan
lain dihari yang akan datang (saving). Dengan adanya daya beli yang bertambah
maka akan memicu terjadinya permintaan barang atau jasa yang semakin meningkat.
Dan ini yang membuat perusahaan juga menambah karyawannya. Sekaligus di
untungkan dengan bertambahnya omzet yang diterima. Seperti inilah yang terjadi
pada kebangkitan ekonomi korea di tahun 80-an yang mencengangkan. Ada
sebuah Studi yang dilakukan ekonom David Card, Lawrence Katz, dan Alan
Krueger. Studi yang mereka laporkan. Mereka meneliti penerimaan tenaga kerja
yang dilakuakan oleh resto cepat Saji di New Jersey ketika kota itu menaikkan
UMR-nya.
Kenaikan UMR di resto cepat saji New Jersey
dibandingkan dengan UMR di Kota Pennsylvania yang relatif tetap saat itu.
Menurut teori standar, kesempatan kerja di resto-resto New Jersey seharusnya
menurun dibandingkan dengan kesempatan kerja di resto-resto
Pensylvania. Berlawanan dengan hipotesis itu, data menunjukkan bahwa
kesempatan kerja justru meningkat di resto-resto New Jersey. Berarti di resto
cepat saji New Jersey mempunyai keuntungan yang lebih besar di bandingkan di
kota Pennysylvania. Dan resto ceat saji di New Jersey bisa menambah beberapa
kariawan. Resto cepat saji New Jersey juga akan lebih sejahtera. Namun di kota
Pannysylvania tidak akan sejahtera. Dan kota Pennysylvania akan mengalami
penurunan yang tidak signifikan.
Sedangkan
kenaikan UMR juga akan berdampak negatif. Misalnya pertama adalah meningkatkan tingkat inflasi. Kenaikan UMR juga akan berpengaruh terhadap
kenaikan barang dan jasa, di karenakan produsen akan menaikkan harga barang
yang telah di produksi agar memberi keuntungan guna menutupi atau membayar upah
karyawannya bisa terpenuhi.Dan dari keniakan barang dan jasa tersebut, maka
Inflasi menjadi momen yang tak terelakkan. Karena harga barang naik maka
permintaan uang yang semakin meningkat. Namun, sebenarnya ini dapat dikurangi
dengan penciptaan kebijakan peningkatan jumlah tabungan sehingga uang yang
beredar tidak terlalu banyak yang dapat menyebabkan Inflasi tinggi. Tentu hal
ini tidak mudah karena kecenderungan orang yang gaji/upahnya meningkat maka
konsumsinya juga bertambah. Dan inflasi akan semakin tinggi.
Yang kedua adalah bertambahnya jumlah pengangguran dan perusahaan akan tutup. Seandainya
perusaahan tidak mampu untuk membayar karyawannya atau dengan kata lain
perusahaan mengalami defisit. Maka secara otomatis akan terjadi PHK dan
lebih buruk lagi dengan tutupnya sebuah perusahaan atau relokasi ke
negara lain atau ke daerah lain. misalnya perusahaan yang berada di Jabodetabek
bisa saja pindah ke daerah lain seperti Cirebon karena UMR di Cirebon yang
masih rendah. Dampak ini terjadi pada perusahaan menengah kebawah ini akan
menimbulkan adanya tingkat pengangguran semakin meningkat. Dan ini memberi
kesempatan pada orang asing untuk memiliki aset dalam negeri. Sehingga kenaikan
biaya perlu di imbangi dengan kenaikan omzet perusahaan. Agar perusahan asing
di dalam negeri tidak memiliki terlalu banyak aset.
Yang ketiga adalah kesejahteraan yang
tidak merata. Meskipun ada dampak positif dari dampak keniakan UMR (Upah
Minimum Regional) yaitu meningkatnya kesejahteraan bagi para pekerja. Namun ada
hal yang perlu diketahui bahwa, kesejahteraan ini mungkin tidak semuanya yang
menikamatinya. Karena di sini tentunya pihak perusahaan harus secara terus menerus
melakukan upaya untuk menentukan strategi perusahaan yang setepat mungkin agar
bisa melakukan efisiensi biaya, tenaga, bahan baku, dan input lainnya yang
diperlukan dalam aktivitas operasional perusahaan. Karena jika tidak, maka
perusahaan tidak akan bisa mencapai efektivitas dan produktivitas, serta
pofitabilitas. Dari melakukan efesiensi ini tidak di pungkiri juga melakukan
efesiensi tenaga kerja(PHK dan pekerja yang bekerja ganda). Bagi pekerja
berkerah putih yang memiliki skill dan pendidikan yang lebih baik inilah yang
bisa di beri atau memegang pekerjaan ganda. Sehingga bagi para
buruh/pekerja kasar ini secara diragukan mereka dapat menikmatinya atas
kenaikan UMR tersebut.
Dan yang terakhir adalah kelebihan
penawaran tenaga kerja. Dengan adanya kenaikan upah minimum regional (UMR) akan
mempengaruhi adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Ini dikarenakan
masyarakat memandang tingkat upah yang cukup tinggi. Misalkan pada orang yang
sudah lulus SMA, mereka berpikir untuk mengambil langsung kerja dari pada
melanjutkan sekolah lyang lebih tinggi. Karena melihat tingkat upah kerja lebih
menguntungkan. Dan mereka akan berpikir sekolah tinggi hanya membuang-buang
waktu saja. Dan yang sekolah tinggi juga ujung-ujungnya pasti kerja. Hal ini
bertolak belakang dengan adanya pengurangan tenaga kerja atau pemutusan
hubungan kerja (PHK) yang ditimbulkan dengan adanya kenaikan UMR dimana
perusahaan sudah tidak mampu membayar upah karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar