Disusun
Oleh :
Nama :
Gina Asmarani
NPM :
27215462
Kelas :
1 EB 16
Mata
Kuliah : Pengantar Bisnis
Dosen :
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
Fakultas
Ekonomi
S1 –
Akutansi
PERAN
STRATEGI SDM DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
Persaingan bisnis semakin ketat di era
globalisasi dan perdagangan bebas. Setiap perusahaan harus berlomba-lomba agar
menjadi yang terunggul dari perusahaan lain. Pemerintah berperan ditingkat
makro untuk meningkatkan kompetensi SDM melalui program peningkatan mutu
pendidikan. Sedangkan perusahaan berperan ditingkat mikro untuk mengadopsi
visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi SDM dan budaya
perusahaan yang tepat. Strategi SDM berkaitan dengan tiga aktivitas :
pengadaan, pemeliharaan, serta pelatihan dan pengembangan. Strategi dan
perencanaan SDM perlu didukung oleh nilai – nilai kreatifitas, layanan,
continuous learning dan inovatif. Artikel ini pada dasarnya membahas peranan
strategi SDM dalam menghadapi era globalisasi agar perusahaan mampu bertahan
dan berkembang. Artikel ini juga sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk yang
membacanya.
Abad 21 diwarnai oleh era globalisasi,
strategi SDM perlu disiapkan pemerintah secara seksama khususnya oleh
perusahaan – perusahaan agar mampu menghasilkan keluaran yang bersaing
ditingkat dunia. Untuk mengantisipasi perdagangan bebas ditingkat dunia, para
pemimpin Negara ASEAN pada tahun 1992 memutuskan didirikannya AFTA yang
bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional karena produksi diarahkan
pada orientasi pasar dunia melalui eliminasi tarif maupun menghilangkan
hambatan – hambatan tarif. Enam Negara telah menandatangani persetujuan CEPT
yang pada dasarnya menyetujui penghapusan bea impor setidak – tidaknya 60
persen dari IL pada tahun 2003. Bisnis baru akan banyak muncul, bak investasi
dalam negeri maupun investasi modal asing. Fakta menunjukkan Indonesia
kebanjiran barang – barang luar negeri yang harganya relative murah. Perusahaan
–perusahaan Indonesia dituntut untuk mampu bersaing secara professional dengan
perusahaan multinasional. Strategi yang tepat harus di aplikasikan untuk meraih
keberhasilan melalui pemanfaatan peluang yang ada di lingkungan bisnis yang
bergerak cepat dan semakin kompetitif. Namun tidak sedikit dari perusahaan
Indonesia yang tidak memperhitungkan implikasi langsung strategi perusahaan
tersebut terhadap sumber daya manusia. Tanpa ada kesesuaian antara strategi
perusahaan dengan strategi sumber daya, maka hampir pasti perusahaan tersebut
mengalami kesulitan.
Implikasi globalisasi sumber daya pada
sumber daya manusia tampaknya masih kurang diperhatikan secara proporsional
karena tolok ukur keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan
strategi bisnis. Fakta menunjukkan bahwa peranan manusia dalam menunjang
pengimplementasian suatu strategi perusahaan, SBU (Strategic Business Unit)
maupun fungsional sangat penting dan menentukan. Alat ukur keefektifan
organisasi dan aktifitas sumber daya manusia perlu dirancang secara
professional. Capra (1997) mengemukakan bahwa penggeseran paradigma mekanistik
ke paradigma holistic akan terus berjalan dengan sendirinya. Pelaku bisnis
harus tanggap menghadapi berbagai isu globalisasi dengan bijaksana. Selain itu,
flexibility dan continuous learning merupakan karakteristik yang sangat penting
dan yang sudah perlu dipertimbangkan oleh pelaku bisnis untuk menjawab
tantangan perdagangan bebas yang semakin kompetitif. Perusahaan dituntut
berpikir global serta mempunyai visi dan misi yang jauh berwawasan ke depan.
Mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia tidak
selalu mudah.
Tantangan terpenting yang dihadapi
manajemen sumber daya manusia selalu berkaitan dengan menyediakan pelayanan
yang masuk akal dengan rencana strategic perusahaan. Dalam memformulasi
strategi SDM, manajer SDM harus memikirkan tiga tantangan mendasar. Pertama
keharusan mendukung produktivitas dan upaya peningkatan kinerja
perusahaan. Kedua, karyawan memainkan peran yang makin luas dalam usaha
perbaikan kinerja pengusaha. Ketiga SDM harus terlibat lebih jauh dalam
mendesain tidak hanya melaksanakan rencana strategic perusahaan. Dari ketiga
faktor tersebut apabila rencana strategis perusahaan terlaksana maka
perusahaaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan asing. Perusahaan di
indonesia juga akan menjadi unggul. Dan perusahaan asing lama-lama akan lenyap
dengan sendirinya.
Perencanaan strategic mencakup 4 tugas
utama manajemen strategi yaitu menentukan evaluasi situasi internal dan
eksternal, mendefinisikan bisnis dan mengembangkan misi, menerjemahkan misi ke
dalam tujuan strategic, dan merangkai strategi atau arahan tindakan. Strategi
pada tingkatan korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara keseluruhan,
terdiri dari perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Pada tingkat yang
lebih rendah, setiap bisnis ini butuh strategi kompetitif/tingkat bisnis. Agar
bisnis tersebut berjalan dengan lancar. Kita dapat mendefinisikan keuntungan
kompetitif sebagai semua faktor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan
produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan persentase
pangsa pasar. Perusahaan menggunakan beberapa strategi kompetitif untuk
mencapai keuntungan kompetitif yaitu kepemimpinan biaya rendah, diferensiasi
dan focus. Istilah SDM strategic mengacu pada serangkaian tindakan spesifik
manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang
terpenting dari strategi SDM adalah membangun karyawan yang memiliki komitmen,
terutama dalam lingkungan tanpa serikat kerja.
Studi dari Universitas Michigan
menyimpulkan bahwa kinerja tinggi SDM professional perusahaan mengidentifikasi
masalah manusia yang sangat penting bagi strategi bisnis dan membantu membangun
dan melaksanakan strategi. Mereka memiliki kapasitas untuk mencapai alternative
dan dilibatkan dalam membuat respons dan mengarahkan pasar organisasi. Manajer
SDM melakukan dua peran mendasar perencanaan strategic yaitu melaksanakan dan
memformulasikan strategi. Manajemen puncak memformulasikan strategi korporasi
dan kompetitif perusahaan lalu strategi tersebut memformulasikan kebijakan dan
strategi fungsional yang luas. Peraturan dasar pada strategi ini adalah
aktivitas kebijakan dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan
dengan strategi kompetitif dan korporatif perusahaan. Peran tradisional SDM
dalam pelaksanaan strategi telah meluas termasuk bekerja dengan manajemen
puncak untuk memformulasikan rencana strategic perusahaan. Peran meluas dalam
formulasi strategi menggambarkan realita yang dihadapi oleh sebagian besar
perusahaan besar saat ini. Globalisasi berarti persaingan yang semakin
meningkat, berarti kinerja yang lebih baik dan sebagian besar perusahaan besar
dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan atau sebagian dengan mendorong
kompetensi dan komitmen karyawan mereka.
Proses SDM terdiri dari 3 komponen
dasar, yaitu: profesional SDM yang dibutuhkan untuk membangun SDM, kegiatan dan
kebijakan SDM, serta kompetensi dan prilaku karyawan. Menciptakan sistem SDM
yang berorientasi pada strategi membutuhkan keahlian baru sebagai bagian dari
profesional SDM. Mereka harus memiliki wawasan yang luas mengenai pengetahuan
bisnis agar dapat memahami bagaimana perusahaan menciptakan nilai-nilai dan
untuk melihat bagaimana sistem SDM perusahaan berkontribusi dalam proses
penciptaan nilai-nilai tersebut. Dilingkungan yang kompetitif saat ini manajer
tidak dapat mengabaikan sifat sistem SDM, kebijakan dan praktek aktual SDM
untuk kesempatan. Manajer biasanya mencoba untuk menciptakan sistem kerja
kinerja tinggi. Banyak perusahaan yang memiliki kinerja tinggi yang
mempekerjakan karyawan berdasarkan kepada seleksi tes, dan menyediakan
pelatihan pada karyawan baru. Manajer SDM butuh cara untuk menerjemahkan
strategi baru perusahaan kedalam kebijakan dan praktek SDM yang spesifik dan
dapat diterapkan. Manajemen memformulasikan rencana strategic dengan
mengimplikasikan beberapa persyaratan tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian,
karakteristik dan prilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk
memberdayakan bisnis agar dapat mencapai tujuan strategic.
Manajer sering menggunakan kartu nilai
SDM untuk mengukur efektivitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan
prilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategic perusahaan. Kartu nilai ini
menunjukkan standar kuantitatif yang digunakan perusahaan untuk mengukur
aktivitas SDM dan mengukur prilaku karyawan sebagai hasil dari kegiatan ini,
dan mengukur hasil organisasi yang secara strategic dan relevan dengan prilaku
karyawan. Dengan begitu kartu ini menekankan cara yang informatif, tapi
komprehensif, hubungan sebab akibat antar aktivitas SDM, dan munculnya prilaku
karyawan, dan merupakan hasil dari keluaran strategic dan kinerja perusahaan
secara luas. Ada tujuh tahap dalam penggunaan pendekatan kartu nilai SDM untuk
menciptakan hasil strategic yang berorientasi pada sistem SDM, antara lain:
1.
Mendefinisikan
strategi bisnis.
2.
Menjabarkan
nilai rantai perusahaan.
3.
Mengidentifikasi
keluaran organisasi yang secara strategic dibutuhkan.
4.
Mengidentifikasi
prilaku dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan.
5.
Mengidentifikasi
aktivitas dan kebijakan sistem SDM yang relevan secara strategic.
6.
Mendesain
sistem pengukuran kartu nilai SDM.
7.
Evaluasi
secara periodik sistem pengukuran.
(https://zen12abdullah.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar