Assalamualaikum guys, dalam tulisan kali ini saya
mau ngasih tau nih masakan yang paling saya favoritkan dari seseorang yang
sangat special walaupun bukan ibu kandung tapi udah saya anggap lebih dari ibu
kandung. Sebelumnya saya mau menceritakan terlebih dahulu sosok perempuan itu.
Dia adalah seorang nene hebat, perempuan yang sangat kuat tangguh pekerja keras
yang tidak pernah letih untuk membuat anak-anaknya menjadi anak yang hebat. Dia
tidak pernah menggubris omongan yang menyakiti hatinya, yang ada didalam
pikirannya hanya ingin melihat anak-anaknya menjadi anak yang hebat. Dia tak
pernah peduli berapa ratus ribu keringat yang bercucuran asalkan dia bisa membuat
anak-anaknya sekolah sampe jenjang tertinggi, termasuk saya. J
Ne, barangkali aku sedang rindu, aku ingat sekali
dulu ketika masih belajar bernyanyi balonku ada lima atau lagu seusiaku. Nene juga
sering sekali menyuapiku makan dengan sayur daun katuk atau daun kelor karena
aku memang susah makan sayur, tidak lupa juga sambal sama ceker asam manisnya.
Ketika jumat lalu, kebetulan dia sedang berada
disini (Depok) dia bertanya kepadaku, malam hari sepulangku dari kampus “Na,
enjing bade emam sareng naon”? Padahal waktu itu aku masih berada di dalam
selimut, namun pertanyaan itu selalu membuatku berimajinasi tentang
masakan-masakannya yang selalu membuatku merasa bersyukur mempunyai perempuan
sepertiMu. Aku menjawab “Rendang Ne, Cabe na seueur nyaa”, aku pun tertidur
kembali sampai Nene dan Kakakku membangunkanku untuk segera sarapan. Dan ini
adalah masakannya.
Menu sederhana itu hanya salah satu dari makanan
favorit yang dibuat olehNya, selebihnya banyak, ada Tumis Cumi, Ceker Asam
Manis, Sop Iga, Sambal Goreng dan Pete, masih banyak lagi.
Saya jadi ingat sebuah iklan penyedap makanan yang
menampilkan kisah anak perempuan yang rindu masakan ibunya. Masakan-masakan
yang ditampilkan kebanyakan “biasa saja”, tipikal makanan rumah. Semua punya
pesan yang sama, yaitu ketika mencicipi makanan tertentu (yang sudah dibumbui
penyedap rasa itu tentunya), maka mereka akan teringat ibu dan rumah mereka.
Iklan ini, meskipun terasa panjang, cukup berhasil. Meskipun begitu, menurut saya, ada pesan lain yang tak tersampaikan di situ.
Makanan
apapun yang dibuat oleh ibu kita, pasti terasa enak.
Saya percaya, ada banyak sense of determination dari ibu yang memasakkan makanan untuk anaknya, sesimpel apapun itu.
Saya percaya, ada rasa menghormati ibu ketika kita mulai menikmati masakan ibu,
terlebih di depannya.
Saya percaya, tidak ada ibu yang tidak bisa memasak. Sense of urgency often beats the most impossible thing.
Terlebih lagi, apapun yang disajikan dengan hati, meskipun sesederhana mungkin, rasanya pasti akan terserap dengan baik.
Dari aku yang mencintaimu.
Saya percaya, tidak ada ibu yang tidak bisa memasak. Sense of urgency often beats the most impossible thing.
Terlebih lagi, apapun yang disajikan dengan hati, meskipun sesederhana mungkin, rasanya pasti akan terserap dengan baik.
Minggu lalu kita bertemu Ne, aku mengantarkan dia kerumah
anaknya yang satu lagi masih daerah Depok, kita singgah di sebuah tempat donat
madu untuk membelinya dan beberapa potong donat aku kasih untuk menyicipinya.
Namun, Aku sedih, melihat uban dirambutmu semakin bertambah banyak walaupun
tertutup kerudung namun ada beberapa helai rambut keluar, kakimu juga lebih
sering pegal dan sakit, menandakan engkau semakin berkurang usia. Maaf untuk
waktu-waktu yang jarang kuluangkan untukmu Ne. Dibalik ubanmu yang bertambah
banyak, aku sama sekali tak pernah menemukan sedikitpun engkau mengeluhkan
tentang apa yang saat ini engkau perjuangkan. Disanalah aku belajar, untuk
tidak pernah mengeluh, meskipun nyatanya saat ini masih sering kudapati diriku
mengeluh.
Ne meskipun saat ini aku jarang pulang, tapi ketahuilah, perasaan rindu ini selalu tahu kemana ia harus pulang.
Jasamu tak terhitung, bahkan tak mampu ku balas, biarlah kami sekeluarga mendoakanmu selalu, agar kita saling bersyukur satu sama lain. Dan ingatlah ada kami, anak-anakmu yang berjuang bersama-sama denganmu, menyayangimu dengan sederhana setiap harinya mendoakanmu tanpa mengenal waktu. Aku tidak percaya surga itu ditelapak kakimu. Aku lebih meyakini bahwa surga itu adalah engkau.
Ne meskipun saat ini aku jarang pulang, tapi ketahuilah, perasaan rindu ini selalu tahu kemana ia harus pulang.
Jasamu tak terhitung, bahkan tak mampu ku balas, biarlah kami sekeluarga mendoakanmu selalu, agar kita saling bersyukur satu sama lain. Dan ingatlah ada kami, anak-anakmu yang berjuang bersama-sama denganmu, menyayangimu dengan sederhana setiap harinya mendoakanmu tanpa mengenal waktu. Aku tidak percaya surga itu ditelapak kakimu. Aku lebih meyakini bahwa surga itu adalah engkau.
Dari aku yang mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar